Di
tengah tingginya permintaan akan hunian layak, proses pengajuan Kredit
Pemilikan Rumah (KPR) di Indonesia seringkali dianggap rumit karena banyaknya
dokumen dan biaya yang harus disiapkan. Mulai dari data pribadi, dokumen
keuangan, hingga data properti, setiap detil diperiksa bank untuk kelancaran
proses. Tak hanya itu, biaya akad, notaris, balik nama, dan asuransi kerap jadi
momok, membuat banyak calon pemilik rumah terpaksa menunda niat membeli.[1]
"Zero
Biaya" Jadi Magnet Konsumen Properti Muda
Sebagai
terobosan, Banyu Biru Riverside menawarkan skema “zero biaya akad” yang menjadi
solusi nyata bagi masyarakat urban maupun keluarga muda. Semua biaya utama yang
biasanya harus dibayar konsumen—mulai biaya bank, notaris, surat-surat, hingga
asuransi jiwa dan kebakaran—sepenuhnya digratiskan. Program seperti ini bukan
hanya meringankan beban, tapi juga mempercepat realisasi mimpi punya rumah
sendiri lebih cepat tanpa menunggu biaya tambahan bertahun-tahun.
Promo Berlapis:
Booking Hanya 1 Juta, Proses hingga Akad Dibantu
Lebih
dari sekadar gratis biaya akad, Banyu Biru Riverside juga menawarkan promo
berlapis sepanjang 2025: cukup membayar booking fee sebesar Rp1 juta, proses
pengajuan KPR bebas ribet karena seluruh pengurusan dibantu sampai tuntas
hingga akad, calon konsumen tinggal menyiapkan dokumen. Selain promo core, ada
juga program diskon cicilan dan cashback untuk pembeli yang deal di periode
tertentu.
Kenapa Model
“Zero Biaya” Patut Dicontoh Pengembang Lain?
Langkah Banyu Biru Riverside ini dinilai layak jadi benchmark industri properti nasional menuju model penjualan rumah yang lebih transparan, ramah konsumen, dan inklusif. Jika dikembangkan secara luas, diharapkan pola “zero biaya” dapat membuka akses rumah pertama bagi lebih banyak masyarakat, sekaligus memicu pertumbuhan industri properti yang sehat dan inovatif.
Tulis Komentar